Forever Love You – 1st Chap.

Annyeong*bow*… Aku author baru diblog ini, salam kenaaal 😀 FF ini sebenernya udah pernah aku post diblog aku, tp gpp kan aku post lg disini?!*maksa**plak*

Kalo di blogku nama yeojanya Park Haerin, tp seiring berjalannya waktu(apadah?!) Namaku bertransformasi menjadi Hwang Jiyeon, heheeee…*gaplok*

Dari pada saiia kebanyakn bacot, mendingan qta langsung cekidot!! ^_^

Rated H for the sexual thing!!

DON’T LIKE, DON’T READ, DON’T EVEN OPEN IT!!

NO BASHING AND NO FLAMING!!

KEEP AWAY FROM CHILDRENS UNDER THE AGE 17!!

DON’T BE SILENT READERS!!

–Jiyeon pov-

“Negative”

Aku langsung terduduk lemas ditepi bathtub. Hhh.. Sudah setahun lebih aku menjadi istri sah Lee Donghae, tapi aku belum juga hamil. Padahal aku ingin sekali mempunyai bayi. Begitupun dengannya.

Ckleek… Donghae oppa masuk dan duduk disampingku.

“Bagaimana hasilnya jagi?” tanyanya. Aku hanya menggeleng. Donghae oppa segera memelukku. Aku menangis dalam pelukannya.

“Sudahlah jagi, mungkin belum waktunya” kata Donghae oppa menenangkanku. Aku tau ia juga sama kecewanya denganku. Tapi ia berusaha tegar.

“Tapi oppa.. aku ingin punya bayi.” Kataku sambil terisak.

“Ara jagi. Aku juga ingin. Tapi mungkin Tuhan masih ingin kasih kita waktu lebih banyak untuk bermesraan berdua.” Donghae oppa mencoba menghiburku.

“Oppa, apa besok [agi kau ada jadwal dengan super junior? Tanyaku.

“Eopseo. Waeyo? Tanyanya bingung.

“aku ingin ke dokter kandungan.” Kataku tiba-tiba.

“Jagiya, tidak usah pergi ke dokter. Kita usaha sendiri saja.” Kata Donghae.

“Tapi oppa, selama ini kita kurang berusaha gimana?” Tanyaku frustasi.

“Mungkin kita harus lebih giat melakukan ‘itu’?” kata Donghae.

“Tapi aku juga ingin ke dokter oppa. Aku ingin kita berdua diperiksa.” Kataku ngotot.

“Ne jagi, besok kita ke dokter ya. Kalau gitu sekarang kita tidur. Ini sudah malam. Kajja!” katanya.

Lalu kamipun keluar dari kamar mandi dan pergi tidur.

KEESOKAN HARINYA

-Author pov-

“Oppa.. Oppa.. Ireona oppa” Jiyeon membangunkan Donghae sambil mengelus pipi Donghae dengan lembut.

“Ngh.. 5 menit lagi jagi.” Pinta Donghae.

“Oppa, ini sudah jam setengah 9 pagi. Kau bilang ingin menemaniku ke dokter” Jiyeon mencoba membangunkan Donghae kembali. Namun Donghae tak bergeming sedikitpun. “oppa~~” Donghae tetap tidak bergeming, ia malah mendengkur.

“Aigooo…” kata Jiyeon frustasi. “OPPAAAA!!! Ireonaaaa palliii!!!” jerit Jiyeon. Donghae langsung terlonjak kaget mendengar suara Jiyeon.

“Ya! Kenapa teriak-teriak seperti itu?” Tanya Donghae sewot.

“Lagian oppa, susah sekali dibangunin!” kata Jiyeon. Donghae merebahkan tubuhnya lagi dikasur, hendak tidur kembali.

“Aish,, oppaaa~ ireonaa~~” Jiyeon menarik-narik tangan Donghae. Tapi Donghae malah menarik tangan Jiyeon hingga ia jatuh diatas tubuh Donghae.

-Donghae pov-

Aku menarik tangannya hingga ia jatuh diatas tubuhku.

“popo” kataku sambil menunjuk bibirku sendiri dengan telunjukku. Aku sengaja mempermainkanya. Hahaha… aku suka sekali mempermainkan istriku ini.

“Sireo” katanya sambil berusaha melepaskan diri dariku.

“Kalau kau tak mau, aku tidak akan melepaskanmu” Aku tersenyum licik.

“Aish, ne ne..” katanya. Lalu ia mengecup lembut bibirku singkat. Tapi aku menahan kepalanya dan langsung kulumat bibirnya. Aku masukan lidahku kedalam mulutnya. Lidah kami bertemu dan saling bertautan. Setelah beberapa lama kami berperang lidah, kami mulai kehabisan napas.

– Jiyeon pov-

Donghae oppa terus menciumku penuh nafsu. Aku benar-benar susah untuk bernapas. Akhirnya aku gigit bibir bawahnya sedikit kencang.

“Aauw,” jeritnya. “Kenapa bibirku digigit jagi? Kan sakit!” katanya polos sambil memegang bibirnya yang kugigit tadi.

Aku bangun dan memukul pahanya. “Cepat mandi!” kataku sambil berjalan keluar kamar.

Iapun bangun dan masuk kekamar mandi.

***

“Jadi bagaimana dokter?” tanyaku cemas.

“Tuan Lee Donghae dinyatakan sehat. Tidak ada gangguan apapun.” Jelas Dokter Kim. “Masalahnya ada pada Nyonya Lee Donghae.” Sambung dokter Kim.

DEG… Jantungku berdegup tidak karuan. Donghae yang mengerti langsung menggenggam tanganku erat.

“Ma..maksud dokter?” Tanyaku lebih cemas.

“Ya, rahim anda sangat lemah. Kemungkinan anda untuk bisa hamil sangat kecil. Kalaupun bisa, itu akan rawan sekali keguguran.” Jelas Dokter Kim.

-Author pov-

Jiyeon yang sudah lemas tidak sanggup untuk membuka mulutnya. Akhirnya Donghae yang berbicara.

“Jadi kami harus bagaimana Dok?” Tanya Donghae.

“Jangan putus asa dulu, teruslah berusaha. Saya akan siap membantu kalian. Ini…” kata Dokter Kim sambil memberikan donghae secarik kertas.

“Ini apa dok?” Tanya Donghae. “Itu adalah resep vitamin untuk menguatkan rahim istri anda. Minumlah satu kali sehari.” Jelas Dokter Kim.

“Khamsahamnida. Kalau begitu kita pamit dulu dokter. Annyeongi Khasseyo” kata Donghae sopan. Jiyeon hanya membungkuk memberi salam.

Didalam mobil

“Oppa…” panggil Jiyeon. “Mmm..” jawab donghae lembut sambil menggenggam tangan Haerin.

“Bagaimana kalau aku… tidak bisa punya anak?” Tanya Jiyeon pilu. “Apa.. oppa akan meninggalkanku?” Tanya Jiyeon. Air matanya mulai jatuh.

Donghae kaget dengan pertanyaan istrinya itu. Ia menepikan mobilnya.

“Jagiya,, aku sangat mencintaimu.. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku akan tetap mencintaimu walaupun kita tidak punya anak. Lagipula kita kan bisa mengadopsi anak.” Jelas Donghae. “Kau jangan berbicara seperti itu lagi ya jagi!” sambungnya sambil mengecup tangan Jiyeon dalam genggamannya. Jiyeon hanya mengangguk.

***

“Annyeong… jagi,, aku pulang.” Sapa donghae ketika pulang kerumah. Namun ia tidak melihat keberadaan istrinya. “Kemana dia?” gumamnya.

“Jagiya?” donghae mencari-cari istrinya. Kemudian ia melihat pintu balkon rumahnya terbuka. “Pasti disitu” pikir Donghae. Dan benar saja, Jiyeon sedang melamun sambil bersandar dipagar balkon.

“Jagi..” Donghae memeluk istrinya dari belakang. Jiyeon sedikit tersentak karena kaget.

“Oppa, wasseo” Tanyanya lesu.

“Jagi… kenapa melamun disini malam-malam begini? Diluar kan dingin, nanti kau bisa sakit.” Kata donghae mesra. “aniya oppa, gwenchana” balas Jiyeon lesu. Semenjak pulang dari dokter Jiyeon jadi sering melamun dan lesu. Ia masih saja merasa sangat sedih atas kenyataan itu.

Donghae melepaskan pelukannya dan melepas jaketnya, lalu dipakaikan ke tubuh Jiyeon.

“Gomawo oppa” kata Jiyeon. Donghae membalikan badan Jiyeon menghadapnya. “Jagi,, aku tidak suka kalau kau terus sedih seperti ini.” Kata Donghae sambil mengelus pipi Jiyeon.

“Mianhae oppa,, Aku.. aku tidak bisa jadi istri yang sempurna untuk oppa” kata Jiyeon sambil menunduk. Air matanya mulai jatuh di pipi mulusnya.

“Ssst.. kau ini bicara apa? Kau istri paling sempurna untukku. Dan ingat satu hal,, apapun yang terjadi denganmu, aku tetap mencintaimu, sampai kapanpun. Jadi jangan bicara seperti itu lagi ya!” Kata Donghae sambil menyeka air mata Jiyeon. Jiyeon hanya mengangguk.

“Hhmm, lebih baik kita… wink~” Donghae mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum nakal pada istrinya itu. “Oppa~ nappeun” kata Jiyeon sambil memukul manja dada Donghae.

Tanpa aba-aba donghae langsung menggendong Jiyeon kekamar. Direbahkannya istrinya di ranjang. Lalu Donghae menindih tubuh istrinya dan langsung melumat bibir istrinya dengan penuh nafsu.

– Jiyeon pov-

Donghae oppa melumat bibirku dengan ganas. Kubuka sedikit bibirku agar lidahnya bisa leluasa masuk kedalam mulutku. Donghae oppa semakin liar melumat bibirku. Tangannya tidak tinggal diam, tangan kirinya mulai meraba payudaraku dari luar baju tidur terusanku, dan tangan kanannya mengelus perutku. “mmhh.. ahh..” desahku disela-sela ciumannya. Lalu ciumannya turun keleher putihku. Dihisapnya kuat leherku hingga meninggalkan kissmark. Aku yang tidak mau kalah, ikut membuka kancing kemejanya dan meraba dadanya yang sexy, lalu turun keperutnya yang berotot. Setelah puas dengan bibir dan leherku, Donghae oppa membuka baju tidurku dan bra-ku, hingga aku hanya tinggal memakai cd saja.

-Donghae pov-

Aku mulai mengecup, menjilat dan mengulum payudaranya bergantian. “Ssh..eehmmm…” desahannya makin meningkatkan gairahku. Bagian payudaranya terus kuremas-remas dan kusedot nipplenya dengan kuat. “Sshh..aah..oppa ah..” desahnya. Jilatanku turun keperutnya yang rata dan terus turun kearah v-nya. Dengan cepat kulepas cd-nya, dan kubuka pahanya lebar. Pertama kuciumi paha mulusnya hingga merambat ke V nya yang sudah basah.

Kujilat v-nya dengan gerakan seduktif dan kuhisap dengan kuat klirotisnya yang besar. Ia menggelinjang hebat. “Shh, ah..ahh…oh.. op..pa.. aahh..” desahannya terdengar sangat sexy. Aku memasukkan satu jariku dan kutambah satu jariku lagi pada V-nya. “Aaahh..sssh..oh..” desahnya. Kukelur masukan jariku dengan cepat sambil kuhisap-hisap klirotisnya.

“Aah…ahh…Hae…ah..Palli…ah…” cairannya keluar membasahi jariku. Kukeluarkan jariku dan kujilati jariku yang terkena cairannya. Kemudian kutatap wajah sayunya. Ah, wajah sayunya sungguh sexy. Kelumat lagi bibir mungilnya. “Kau mau gantian?” bisiku sambil menciumi telinganya. Aku bangun dan membuka kemejaku beserta celana jins dan boxerku. Kini aku hanya menggunakan cd.

– Jiyeon pov-

Donghae oppa berbaring disebelahku. Lalu aku menindih tubuhnya.. Aku mulai melumat bibirnya, dan kami berperang lidah. Setelah itu aku turun menjilati dada bidangnya juga nipplenya secara bergantian. “Aah…shh” desahnya. Perlahan tangan kananku turun mengelus juniornya yang masih terbungkus cd, dapat kurasakan juniornya sudah sangat tegang. Ciumanku terus turun keperutnya.

Kubuka cdnya, dan juniornya sudah tegak sempurna. Kukocok lembut juniornya lalu kukecup kepala juniornya, kujilat, dan kumasukan juniornya kemulutku. Kukulum terus juniornya sambil ku kocok cepat.

“Aah, jagi..ssh..oh..oh.. palli jagi.!” Ia terus merancu. Kupercepat kocokanku sambil kuremas twinballsnya. “Aah…oh,,sssh..aah…oohhhh…aaaahh” Ia semakin mendesah dan sroott srooott.. cairannya keluar membanjiri mulutku. Kutelan semua cairannya sampai habis.

-Author pov-

Donghae menarik Jiyeon dan melumat bibirnya. Membantunya membersihkan sisa cairannya yang ada dimulutnya.. “Jagi… kita mulai sekarang ya?” Bisik Donghae. Jiyeon hanya mengangguk tanda setuju. Donghae menukar posisi hingga Jiyeon berada dibawah. Dibukanya paha Jiyeon lebar-lebar. Donghae mengocok juniornya sebentar dan mengarahkannya pada V Jiyeon.

Donghae mulai memasukan seluruh juniornya dengan mudah kedalam V Jiyeon. Mereka berdua melenguh nikmat. Donghae mulai menggerakan pinggulnya naik turun dengan pelan. Jiyeon mulai mendesah nikmat. “Aah..ssshh..aahh..op..pa..sshhh.palli..oh”. donghae mempercepat gerakannya sambil menghisap-hisap payudara Jiyeon bergantian. Tangan kanan Jiyeon meremas rambut Donghae, sedangkan tangan kirinya meremas bahu Donghae.

“Aaahh…aah…oohh…aawhh…Hae..Hae.. mmmph…” Jiyeon makin mendesah sewaktu Donghae mempercepat gerakannya.

“Aah… jagi…oohh.. uugghh…” Donghae ikut mendesah. Gerakan pinggul Donghae semakin cepat dan kuat hingga membuat badan Jiyeon ikut terhentak-hentak karena kuatnya hujaman junior Donghae kedalam V-nya.

“Aaah…mmphh…aawh…ooohh…oppa…aku mau…Aaaakkhhh…” Teriaknya panjang seiring keluar cairannya. Badannya menggelinjang hebat.

Donghae masih menghentak-hentakkan juniornya semakin cepat.. tanda bahwa ia juga akan mencapai klimaks.

“aaggh..ssshhh..jagi.. aku hampiir…” desah donghae… Dan..

”Aaarrgghhh…”  Sroot srooot sroot… Cairannya keluar sangat banyak didalam rahim Jiyeon.

“aawhh… sshh…ohh…oppaa.. hangat.” desah Jiyeon.

Sejenak mereka mengambil napas dalam-dalam. Donghae melumat bibir Jiyeon lagi dalam keadaan juniornya masih dalam V Jiyeon. Lalu ia melepas ciumannya dan menyelimuti tubuh mereka berdua.

“Gomawo jagi. Saranghae” bisik Donghae sambil memeluk Jiyeon.

“Nado saranghae oppa” balas Jiyeon. Lalu merekapun tertidur.

A couple of weeks…

Hari ini Jiyeon hendak menyusul Donghae ke dorm Super Junior. Tidak lupa ia membawa banyak makanan buatannya untuk para member.

Ting Tong~~

“Nuguseyo?” Ucap seorang namja dari dalam dorm.

“Na ya, oppa.” Jawab Jiyeon.

“Ooo.. Jiyeon-aah, ayo masuk.” Ucap Sungmin sambil mengambil bungkusan makanan dari tangan Jiyeon. “Ne, oppa.” Balas Jiyeon sambil mengikuti Sungmin masuk. “Tumben sekali kau datang. Apa kau sudah menelepon Donghae?” Tanya Sungmin. “Belum oppa. Kejutan!” jawab Jiyeon ceria. Sungmin hanya tertawa melihat tingkah Jiyeon.

“Yeorobuuuun, Jiyeon nawaseo” ujar Sungmin pada member yg lain yang sedang bermalas-malasan diruang tv. “Annyeong hasseyo oppadeul” sapa Jiyeon.

“Oo, jiyeon-ah, annyeong.” Balas Heechul. “Whhoaaa,,, Jiyeon-ah, kau bawakan kita makanan apa?” Ucap Shindong dan Eunhyuk seraya berlari kearah bungkusan yang dipegang Sungmin.

“Aku bawakan banyak makanan oppa. Ayo dimakan, ada kimbab, ddokbukki, bulgogi, kimchi.”

“Donghae oppa eoddiseyo?” Tanya Jiyeon pada Teuki. “Mm.. Donghae…” Kata-kata Leeteuk terhenti. “Oppa, waeyo? Donghae oppa kemana?” Tanya Jiyeon penasaran.

“Tadi Donghae…”

“Annyeong hasseyo” Tiba-tiba Donghae datang bersama seorang yeoja cantik. Donghae terkejut melihat Jiyeon berada disitu. Sama halnya dengan Jiyeon yang terkejut melihat Donghae datang bersama seorang yeoja….

To be continue

Annyeong jagiyadeul,, ottokhe?? Pastii Hot kan?! Ya kan ya dong, bener kan bener dong?!!*apadah*

See u at next chapter!*chu readers smpe modar* ^^

It’s comment time! ;D