Whatever U Are, Please Touch Me! (Twoshoot)

TITTLE : whatever u are, please touch me!~

AUTHOR : MIYUKEY A.K.A MIYUCRAZYMIND

LENGTH : TWOSHOOT (?)

CAST : KEY, SHIN MIN GI

–happy reading–

Min Gi POV

“Key, please tatap aku..”

seseorang yang kupanggil Key menoleh, menatapku seadanya.

“kenapa ?”

“apa kau tak bisa menyentuhku ? sedikit saja.” kataku sambil menunduk.

“kenapa harus ?” jawabanya membuatku membeku.

kenapa harus ?? kenapa harus ?? bukankah aku ini istrinya ?!! hello, tuan bermata kucing nan indah memikat, aku ini istrimu, kenapa selalu kau membuatku seakan aku ini tak ada, kau selalu membawa gadis kerumah, menyentuh mereka, tapi tak pernah sedikitpun kau menyentuhku.. kenapa ? bukankah harusnya aku yang menanyakanya padamu?

KENAPA KAU TAK PERNAH MENYENTUHKU ?

“aku tak pernah mengerti apa alasanmu untuk menikahiku, Key. dan kau selalu tak memberikanku jawaban atas pertanyaan mendasar dariku.”

kataku akhirnya, lalu meninggalkan-nya di ruang tamu. mungkin sebentar lagi gadis pesananya akan datang, dan itu artinya, aku tidak boleh mengganggu. maka kuputuskan untuk ke taman belakang, kembali menatap layar laptopku.

keseharianku sudah pasti membosankan, hanya menatap lelaki yang sudah 3 bulan bersamaku, memakan masakan-nya, sesekali berbelanja makanan ringan, membersihkan rumah, lalu kembali ke taman belakang jika sudah waktunya para gadis itu melayani Key, suamiku.

kau tahu bagaimana rasanya ? sakit. tapi rasa sakit ini tak akan mungkin tersembuhi.. karena bagaimanapun juga aku tidak akan mengerti apa alasan-nya tak pernah menyentuhku. membenciku ?? karena apa ?

selama ini aku selalu menghindari kelakuan-kelakuan yang membuatnya marah, seperti ; menjawab chat dari orang yang tak kukenal, bermain semalam suntuk dengan laptop kesayanganku, keluar rumah tanpa seijin-nya. lalu kenapa ? kenapa ia tak pernah mau menyentuhku ?

TING !

satu obrolan facebook. hmm.. orang itu lagi,,

aku berusaha mengabaikanya walau sebenarnya aku bukan tipe orang yang cuek. tapi aku takut jika Key mengetahui aku chatting dengan-nya, Key akan marah dan semakin jauh dariku. aku tak ingin.

“Min Gi-ssi.. tolong pergi, aku ingin memakai taman belakang.”

aku menoleh cepat, secepat detak jantungku yang tak menentu kini. Key berkata padaku dengan dingin, sambil tanganya merangkul seorang gadis yang lumayan seksi. aku menunduk, membawa laptopku, dan beranjak dari taman belakang, tempat yang biasa kudatangi.

tempat yang tak pernah kukunjungi adalah kamar tidur suamiku. kau tahu kenapa ? aku tak pernah diperbolehkan masuk kedalamnya. tak tahu kenapa, walaupun sebenarnya aku sangat penasaran, aku tidak mungkin melanggar apapun yang dikatakanya. kenapa ? karena aku tak ingin Key menjauh dariku.

apa aku terlalu terlihat bodoh ? sangat,,

karena tak tahu harus kemana, aku akhirnya menjatuhkan diriku di sofa empuk di depan tv. tanganku memencet tombol remote, mencari channel yang bagus. akhirnya aku berhenti mencari karena jariku sendiri capek.

hh,, biar saja, toh, tontonan apapun tak akan jadi masalah, batinku.

“yeoboo~~~”

aku sedikit terlonjak mendengar sapaan seorang namja di channel yang kutonton. sejurus kemudian kumatikan tv yang membuatku sebal itu. aku menatap laptopku yang masih ku standby.

kau tahu, aku sebal sekali. aku sebal karena memiliki rasa ini, aku sebal aku terlalu mencintai namja yang aku tak tahu mencintai aku juga atau tidak. aku bingung dengan keadaan seperti ini. aku benci karena dia tidak memperlakukanku seperti yang seharusnya. ia sama sekali tak ingin menyentuhku, barang sedikit saja. ia selalu membuatku mengalah atas segala ucapanya, ia selalu membuatku harus menurut dan tidak membantah. tapi setiap aku bertanya, ia hanya diam dan menjawab seadanya.

aku benci jika begini. aku benci saat aku bingung menentukan,. aku mencintai namja itu, aku sayang padanya, tapi aku tak ingin didiamkan begini saja. sudah cukup waktu 3 bulan untukku menurut padanya.

akhirnya kulangkahkan kakiku mantap ke taman belakang. setelah berpikir lama, akhirnya aku berhasil memberanikan diri untuk melakukan sebuah pemberontakan sekarang. aku akan mengatakan segala yang kupendam sekarang. ya, dihadapanya, di hadapan orang yang sedang bermain denganya. ya, aku siap untuk ini.

dadaku bergemuruh saat melihat dua sejoli itu sedang saling mengeksplor mulut, airmataku tak dapat kubendung lagi, seketika itu aku menangis. hatiku sakit bukan main, lututku lemas. seluruh keberanian yang sempat kukumpulkan seperti lari sudah. aku bimbang.

“Key-ssi !! aku perlu berbicara padamu..!”

kuberanikan diriku untuk berteriak diantara tangisku. aku menahan segala gejolak yang ada saat Key bangun tanpa sehelai benangpun menutup badanya. ia hanya memakai boxer saat ini, menatapku dengan sayu tapi tajam, membuat jantungku terus berdetak dengan kencang.

“ada apa ? bicaralah sekarang !”

aku tertegun, ia membiarkan urusan yang sebenarnya pribadi ini di dengar oleh perempuan yang bahkan bukan siapa-siapanya. aku tahu ia hanya asal memilih gadis untuk dipermainkan.

“Key-ssi.. aku mohon jangan buat aku begini..”

aku menunduk, tak kuasa mendengar suaraku sendiri yang terdengar seperi permohonan yang amat sangat.

“maksudmu ? berbicaralah dengan jelas, Min Gi-ssi..”

ia beranjak, benar-benar beranjak dari tempatnya dan mulai mendekatiku. aku seperti membeku melihat langkahnya yang makin dekat padaku.

“perlakukan aku seperti yang seharusnya !!”

aku memberanikan diri berteriak dihadapanya. ia hanya menatapku lekat-lekat, lalu ia berbalik, menggendong perempuan itu, dan menciuminya dengan penuh nafsu. perempuan itu pun membalasnya dengan penuh gairah pula.

“apa seperti ini ? kau ingin aku membuatmu seperti ini ?”

aku menatap nanar padanya. hatiku sakit mendengar pertanyaan yang menohokku. ia bahkan tak memperlihatkan bahwa aku ini istrinya.

PLAKK !!

“aku benci padamu Kim Kibum !! aku benci mengapa aku mencintaimu !! aku benci kau !!!!”

tamparan  yang sedikit keras itu berbuah manis di sudut bibir Key. ia terlihat mengeluarkna darah. aku menangis, berbalik dan berlari menuju kamar. kututup pintu kamar dengan rapat, aku ingin sendiri. ah lupakan, aku memang selalu sendiri.

telah dua hari aku bertengkar denganya. walau sebenarnya setiap hari kita tak saling menyapa, tapi dua hari ini aku sungguh tak ingin melihat wajahnya, dan aku berhasil untuk membuatku selalu menghindar. aku benar-benar tak melihatnya selama dua hari ini. entah kenapa, aku mulai merasa rindu pada tatapan tajam dan suara dinginya.

aku beranjak dari kasurku, melangkah keluar kamar. sedikit mengintip, sekarang berharap ia ada. aku ingin melihatnya walau hanya sebentar. aku rindu, ya, aku rindu padanya.

karena tak kulihat batang hidungnya, aku memberanikan diri keluar, dan berkeliling sebentar. dapur, tak ada. ruang tv, jelas tak ada, taman belakang, tak ada. dimana dia ?

tatapanku tertumbuk pada sebuah pintu. aku menggigit bibir bawahku. menatap penasaran sekaligus takut akan pintu itu. ya, itu adalah pintu kamarnya. pintu kamar Key yang belum pernah kujamah sekalipun.

aku menelan ludahku dengan susah payah. tak kusangka, sekarang aku berada di depan kamarnya. aku memberanikan diriku untuk mengintip dari lubang kunci.

hmm.. tidak ada siapa-siapa, boleh aku masuk ?

aku mengangguk sendiri, tersenyum sambil tetap menggigit bibir bawahku. sedikit nervous.

kubuka pintunya perlahan agar tak menimbulkan suara. dan aku melangkah masuk sambil mengendap-endap, walau sepenglihatanku tidak ada siapa-siapa, aku tetap merasa was-was.

“OMO !!!”

aku menutup mulutku dengan cepat. aku terlonjak mendapati dinding kamarnya tertempel foto-fotoku dengan sempurna. aku sedang makan, sedang cemberut, sedang membuatkanya masakan, bahkan saat aku sedang tertidur!

OMOONAA~ apakah dia ?? men…yukai..kuuu ?????

kulangkahkan kakiku lebih kedalam, melihat beberapa buku yang tersusun rapi di rak-nya. aku tersenyum melihat buku dyari coklatnya bercover namaku. kau tahu apa ?

Min Gi sarang, Nae Anae.. Yeppeoda !!!!

aku membuka buku coklat itu, dan mendapati foto-fotoku semakin banyak tertempel. sekarang dengan berbagai tulisan. air mataku sedikit menggenang, terharu. aku senang melihatnya memperhatikanku.

sejenak kulupakan segala kebencianku padanya. kini, aku sangat ingin memeluknya. ah.. kenapa ia tak pernah menagatakan bahwa ia mencintaiku ??

KLEK !!

aku terlonjak sampai buku coklat-nya terjatuh. dengan cepat aku berbalik, dan…

Key ada dibelakangku !! sedang menatapku sayu, sambil tanganya memegangi pintu kamar mandi. aigoo~ kenapa aku hampir lupa kalau di setiap kamar ada kamar mandinya ??

aku mundur selangkah demi selangkah. ia menunduk, lalu batuk dengan volume yang sedikit keras, tapi membuat jantungku seperti akan copot. ia memegangi dadanya sambil terus menunduk. aku terpaku melihatnya yang sempoyongan berusaha menggapai bak yang telah berisi air.

aku memegangi bahunya pelan, canggung sekali saat aku memeganginya, aku melihat ia menatapku sayu dan kembali mengurut dadanya. ia menyingkirkan tanganku dengan kasar.

aku menunduk, menatap lantai kamar mandi dengan kecewa. kenapa ? bukankah ia mencintaiku ?

Key akhirnya keluar kamar mandi dengan sempoyongan, lalu merebahkan dirinya di kasur, dan memejamkan matanya pelan. aku yang masih ada di kamar mandi, menatapnya dengan bingung. lalu ia menarik selimut hingga menutupi dadanya.

aku melangkah keluar,. aku tahu ia tak ingin diganggu.

setelah berjam-jam menunggunya keluar kamar-hingga aku tertidur- aku memberanikan diri untuk mengintip kamarnya lagi. aku menjulurkan kepalaku, untuk lebih jelas mengamati.

aku melihat Key masih berselimut dan tidur. aku mendekatinya, lalu menatapnya lekat-lekat. wajahnya berubah menjadi pucat, bahkan bibirnya yang biasanya pink itu berubah menjadi putih. mukanya memerah, di sekitar matanya ada cekungan hitam yang menjelaskan bahwa ia sedang sakit.

kuarahkan tanganku ke dahinya. aku terlonjak mendapati badanya begitu panas.  aku berlari keluar dan mengambil sebaskom air dan kain utnuk mengompresnya.

“eungh~~”

aku tersenyum mendengarnya terbangun. ia membuka matanya perlahan, berusaha memantapkan penglihatanya lagi. saat matanya beradu dengan mataku, ia hanya memalingkan mukanya, tak berusaha mengusirku. aku tersenyum. lalu kuambil kain di dahinya, kuberi air sedikit, lalu mengompresnya lagi.

“Key-ssi..”

“hm ?”

“aniiya, aku hanya ingin bertanya.. kenapa,, kau menempel banyak fotoku di kamarmu ?”

aku bertanya hati-hati. ia hanya mendesah, lalu membalikkan badanya, sekarang menatapku lekat-lekat. jantungku serasa berhenti untuk beberapa saat menerima tatapan yang sangat dekat, aku sampai menerima hembusan nafas panasnya.

“karena aku mencintaimu. puas ?”

jantungku semakin tak bekerja. aku merasa hawa di kamar ini panas. apa yang ia katakan ?? apa yang ia katakan ??

DIA MENCINTAIKU ? SUAMIKU MENCINTAIKU ????

“lalu.. kenapa kau tak pernah menyentuhku ?”

ia kembali menatapku. sekarang bangkit dari tidurnya, mengambil kain di dahinya, menaruhnya di baskom, dan duduk berhadapan denganku.

“aku tak ingin menyakitimu.”

“maksudmu ?”

“aku tak bisa menjelaskan ! aku hanya tak ingin menyakitimu ! apa jawaban itu tak cukup bagimu ?!”

aku terlonjak dengan nada biacaranya yang naik.

aku tertunduk, menatap lantai dengan pandangan kosong. apa maksudnya ? bukankah melakukan suatu hubungan memang didasari oleh kata cinta ? ia mencintaiku, akupun sebaliknya,. lalu kenapa ?

menyakitiku apa ??

ia kembali merebahkan dirinya, dan membalikkan badanya, berlawanan denganku. aku mendesah, lalu melangkah keluar sambil membawa baskom berisi air itu.

belum sampai ke pintu, ia berkata pelan padaku,

“aku tak ingin menyakitimu.. karena saat aku menyentuhmu, aku tahu tidak akan ada keturunan dariku.”

aku terpaku, mencoba mencerna kata-katanya, lalu aku berbalik, menatapnya dengan penuh airmata.

aku kembali terpaku melihat ia menangis, ya, lelaki yang selama ini dingin padaku menangis dihadapanku. aku meburunya, memeluknya dengan erat.

“lepaskan.. kau tak akan punya keturunan jika melepas keperawananmu denganku.. lakukanlah dengan orang lain jika kau ingin..”

aku menggeleng dipelukanya, aku menangis. aniiya, maksudku kami menangis bersama. ia mandul.

“terserah, terserah aku punya keturunan atau tidak. biarkan aku menjadi milikmu.. Oppa,,”

ia menatapku lekat-lekat. lalu mengangguk, membuatku tersenyum. lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajahku, semakin dekat dan menghilangkan jarak diantara kami.

Lalu CHU~ ia menciumku dengan lembut. first kiss ku yang kunantikan..

—tbc—

sorry NC-nya ada di part kedua ^^

RCL yoow *bow